Kesuburan calon pengantin

Potensi terjadinya kehamilan dipengaruhi oleh kondisi organ-organ reproduksi baik suami maupun isteri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan suami isteri, mulai dari kondisi organ reproduksi, aktivitas senggama, gangguan penyakit, gangguan hormonal, hingga kualitas sel telur dan sel sperma.

1. Gangguan organ reproduksi

Agar bisa memperoleh kehamilan organ repsoduksi pria maupun wanita harus dapat berfungsi secara normal. Organ-organ tersebut sepenuhnya harus dapat mendukung proses reproduksi. Adapun gangguan yang sering terjadi pada organ reproduksi adalah sebagai berikut:

Kelainan pada penis, kerusakan testis, saluran mani tersumbat, kualitas sel sperma tidak baik, cairan mani terlalu kental atau terlalu encer (pada pria);
Bentuk dan ukuran rahim tidak normal, saluran telur tersumbat, dan kerusakan indung telur (pada wanita).
2. Gangguan Aktivitas Senggama

Kelelahan fisik dan kesibukan kerja menyebabkan pria atau wanita ingin cepat tidur sehingga tidak ada kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Kelelahan fisik pada pria dapat menyebabkan ejakulasi dini, daya pancar berkurang, bahkan disfungsi ereksi. Wanita cenderung bersikap dingin pada saat hubungan seksual berlangsung sehingga puncak orgasme tidak bisa dinikmati seperti yang diharapkan.

Selain kelelahan fisik, gangguan senggama juga terjadi karena masalah penyakit pada organ reproduksi yang menimbulkan rasa nyeri dan sakit saat bersenggama. Banyak wanita menjadi trauma dan menghindari hubungan badan karena rasa sakit saat bersenggama.

3. Gangguan Hormonal

Ketidakseimbangan hormonal, misalnya produksi FSH dan LH berlebihan, kadar progesteron di bawah normal, atau hormon prolaktin melebihi batas dapat mengganggu proses produksi dan pematangan sel telur atau sperma. Kadar FSH yang tinggi akan menghambat proses pertumbuhan telur. Begitu juga dengan kadar LH di atas normal, akan menghambat proses ovulasi. Meningkatnya kadar prolaktin juga akan menghambta pecahnya folikel sehingga ovulasi tidak terjadi.

Gangguan hormonal dapat terjadi akibat terganggunya fungsi kelenjar hipofisis dan hipotalamus di otak, kelenjar anak ginjal, tiroid, maupun testis.

4. Gangguan Psikologis

Lebih dari 50 % pasangan suami isteri di kota-kota besar gagal memperoleh keturunan karena masalah pikologis. Tekanan psikologis, stres, atau emosi dapat menurunkan kualitas sperma atau sel telur. Wanita yang sering mengalami stres, depresi, dan mudah terpancing emosi ternyata menghambat sel sperma masuk ke rahim.

Pada pria, dapat menurunkan gairah seks, sperma lemah, jumlah sel sperma turun, dan penyumbatan saluran vasdeferens. Gejala ketidaksuburan pada wanita lebih kompleks karena berkaitan erat dengan proses kehamilan.

5. Gangguan Penyakit

Beberapa penyakit dapat mengganggu aktivitas seksual dan fungsi reproduksi. Selain penyakot yang langsung menyerang organ reproduksi, ada juga penyakit yang secara tidak langsung mempengaruhi dan mengganggu aktivitas seksual.penyaskit-penyakit tersebut diantaranya sebagai berikut:

Gonore, klamidia, sifilis, cankroid, herpes kelamin, uretritis, pembesaran prostat, prostatitis, kanker prostat, dan kanker kandung kemih (pada pria).
Radang panggul, endometriosis, kista indung telur, kanker indung telur, kanker leher rahim, kanker rahim, kanker vagina, mioma, keputihan dan pH rendah, klamidia, limfogranuloma, dan infeksi trikoma (pada wanita).


Sumber: Ramuan Tradisional untuk Kesuburan Suami Istri (Lina Mardiana
dan Fendy R. Paimin)